Senin, 15 September 2014

AL-QUR’AN SEBAGAI PETUNJUK DAN OBAT


Marilah kita panjatkan puji syukur kepada Allah SWT,  yang telah memberikan kepada kita  ni’mat iman dan ni’mat islam serta ni’mat lainnya sehingga Alhamdulillah kita  masih diberikan ni’mat iman dan ni’mat sehat terutama ni’mat Islam
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi kita Muhammad SAW yang telah membawa kita, yang telah menuntun kita dari jalan yang gelap gulita menuju jalan yang terang benderang.




Perubahan-perubahan sosial yang serba cepat sebagai konsekuernsi moderinasasi, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, mempunyai dampak pada kehidupan masyarakat.
Perubahan-perubahan sosial tersebut telah mempengaruhi nilai kehidupan masyarakat. Tidak semua orang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan tersebut, yang pada gilirannya dapat menimbulkan ketegangan atau stres pada dirinya. Stres dapat merupakan faktor pencetus, penyebab atau akibat dari suatu penyakit.
Perubahan-perubahan sosial tersebut yang seringkali bercorak sekuler telah mengakibatkan dehumanisasi, yaitu menurunnya nilai kemanusiaan, yang pada gilirannya dapat mengakibatkan seseorang jatuh sakit.

Dewasa ini negara dan bangsa kita sedang membangun menuju kepada cita-cita suatu masyarakat yang adil dan makmur. Modernisasi dan industrialisasi adalah suatu proses yang tidak dapat dielakkan, dimana teknologi dan ilmu pengetahuan  merupakan tulang punggunnya.
Banyak orang terpukau dengan modernisasi, mereka menyangka bahwa dengan modernisasi itu serta merta akan membawa kepada kesejahteraan. Mereka lupa bahwa dibalik modernisasi yang serba gemerlap memukau itu....ada gejala yang dinamakan THE AGONY OF MODERNIZATION, yaitu AZAB SENGSARA karena modernisasi.......Demikian antara lain yang dikemukakan oleh Prof. Nugroho Notosusanto tahun 1982 di Universitas Indonesia.

Gejala the agony of modernization yang merupakan ketegangan psikososial itu dapat disaksikan masyarakat, yaitu semakin meningkatnya angka-angka kriminalitas yang disertai dengan tindak kekerasan , perkosaan, pembunuhuan, judi, penyalahgunaan narkoba/minuman keras, kenakalan remaja, prostitusi dan lain sebagainya.
Dikemukakan oleh para ahli bahwa gejala psikososial diatas, disebabkan karena semakin modern suatu masyarakat semakin bertambah intensitas dan eksistensitas dari berbagai dis-organisasi dan dis-integrasi social di masyarakat.

Prof.Dr.dr.H.Dadang Hawari, Psikiater dalam sebuah bukunya mengatakan, bahwa proses modernisasi telah membawa perubahan-perubahan psikososial, terjadi perubahan tata nilai kehidupan antara lain :
  1. Pola hidup masyarakat yang semula sosial religius cenderung kearah pola kehidupan masyarakat individual, materialistis dan sekuler.
  2. Pola hidup sederhana dan produktif cenderung ke arah pola hidup mewah dan konsumtif.
  3. Struktur keluarga yang semula kelurga besar (extended family) cenderung ke arah keluarga inti (nuclear family) bahkan sampai kepada orangtua tunggal (single parent family).
  4. Hubungan kekeluargaan yang semula erat dan kuat, cenderung manjadi longgar dan rapuh.
  5. Nilai-nilai agama dan tradisional masyarakat, cenderung berubah menjadi masyarakat modern yang bercorak sekuler dan serba boleh (permissive society).
  6. Lembaga perkawinan mulai diragukan, dan masyarakat cenderung untuk memilih hidup bersama tanpa nikah.
  7. Ambisi karier dan materi yang tak terkendali, akan mengganggu hubungan interpersonal baik di keluarga maupun di masyarakat.
Sesungguhnya apabila kita memahami Al-Qur’an dan Hadist, maka hal-hal tersebut diatas dan gangguan penyakit khususnya di bidang kesehatan jiwa akan mudah diatasi selain terapi medik yang diberikan.
Firman Allah SWT dalam surat Yunus ayat 57  (10:57)
Artinya:Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit  dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.
Kemudian Firman Allah SWT dalam surat Fushshilat ayat 44  (41:44)
Artinya:  Katakanlah: "Al Quraan itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang mu'min.
Surah Al-Isra’ ayat 9 ( 17 : 82 )
Dan Kami turunkan dari Al Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Qur'an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.
Surah Al-Isra’ ayat 9 ( 17 : 9 )
Artinya : Sesungguhnya Al Qur'an ini memberikan petunjuk kepada  yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.
Untuk membentengi akibat proses modernisasi yang disebutkan diatas, marilah kita tingkatkan keimanan dan ketqwaan kita kepada Allah SWT.
Firman Allah SWT dalam surah Al-Fath ayat 4 ( 48:4 ):
Artinya : Dia-lah yang telah  menurunkan  ketenangan  ke  dalam  hati  orang-orang mu'min supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka . Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi  dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

13 Keuntungan dan Manfaat Membaca Al Qur’an Setiap Hari

13 Keuntungan dan Manfaat Membaca Al Qur’an Setiap Hari

13 Keuntungan dan Manfaat Membaca Al Qur’an Setiap Hari | Sungguh sangat nyata hasilnya jika setiap orang mau berdekatan dengan Al-Qur’an dan senantiasa berusaha mengamalkan setiap kandungan yang ada di dalamnya. Ada beberapa keuntungan, manfaat dan kelebihan dengan kita berdekatan dan membaca Ak-Qur’an setiap hari.

1. PAHALA MENGAJARKANNYA
Sabda Nabi Muhammad saw: “Sebaik-baik kalian adalah siapa yang memperlajari al-Qur’an dan mengamalkannya.” (HR. Bukhari).

2. PAHALA MEMBACANYA
Sabda Nabi Muhammad saw: “Siapa saja membaca satu huruf dari Kitab Allah (Al-Qur’an), maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipatnya.” (HR. At-Tirmidzi).

3. KEUTAMAAN MEMPELAJARI AL-QUR’AN, MENGHAFALNYA DAN PANDAI MEMBACANYA
Sabda Nabi Muhammad saw: “Perumpamaan orang yang membaca al-Qur’an sedang ia hafal dengannya bersama para malaikat yang suci dan mulia, sedang perumpamaan orang yang membaca al-Qur’an sedang ia senantiasa melakukannya meskipun hal itu sulit baginya maka baginya dua pahala.” (Muttafaq ‘alaih).

4. PAHALA BAGI ORANG YANG ANAKNYA MEMPELAJARI AL-QUR’AN

“Siapa saja membaca al-Qur’an, mempelajarinya dan mengamalkannya, maka dipakaikan kepada kedua orang tuanya pada hari kiamat mahkota dari cahaya dan sinarnya bagaikan sinar matahari, dan dikenakan pada kedua orang tuanya dua perhiasan yang nilainya tidak tertandingi oleh dunia. Keduanya pun bertanya, ‘bagaimana dipakaikan kepda kami semuanya itu?’ Dijawab, ‘karena anakmu telah membawa al-Qur’an”. (HR. Al-Hakim).

5. AL-QUR’AN MEMBERI SYAFA’AT KEPADA AHLINYA DI AKHIRAT

Sabda Nabi Muhammad saw: “Bacalah al-Qur’an karena ia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafa’at kepada para ahlinya.” (HR. Muslim) Dan sabda beliau Nabi Muhammad saw: “Puasa dan Al-Qur’an keduanya akan memberikan syafa’at kepada seorang hamba pada hari kiamat...” (HR. Ahmad dan Al-Hakim).

6. PAHALA BAGI ORANG YANG BERKUMPUL UNTUK MEMBACA DAN MENGKAJINYA
Nabi Muhammad saw bersabda: “Tidak berkumpul sauatu kaum di salah satu rumah Allah SWT, sedang mereka membaca kitab-Nya dan mengkajinya, melainkan mereka akan dilimpahi ketenangan, dicurahi rahmat, diliputi para malaikat, dan disanjungi oleh Allah di hadapan para makhluk dan di sisi-Nya.” (HR. Abu Dawud).

7. DAPAT MENENTRAMKAN HATI
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS.13:28).

8. DAPAT MENYEMBUHKAN PENYAKIT

“Hendaknya kamu menggunakan kedua obat-obat: madu dan Al-Qur’an” (HR. Ibnu Majah dan Ibnu Mas’ud).

9. PEMBACA AL-QUR’AN DIKURNIAKAN HATINYA DENGAN CAHAYA OLEH ALLAH SWT DAN DIPELIHARA-NYA DARI KEGELAPAN

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra yang maksudnya: “Bahwa Rasulullah saw bersabda: “Siapa yang medengar satu ayat daripada Kitab Allah Ta’ala (al-Qur’an) ditulis baginya satu kebaikan yang berlipat ganda. Siapa yang membacanya pula, baginya cahanya di hari kiamat.”

10. PEMBACA AL-QUR’AN MEPEROLEHI KEMULIAAN DAN DIBERI RAHMAT KEPADA IBU BAPAKNYA

Nabi Muhammad saw bersabda maksudnya: “Siapa yang membaca Al-Qur’an dan beramal dengan isi kandungannya, dianugerahkan kedua ibu bapaknya mahkota di hari kiamat. Cahayanya (mahkota) lebih baik dari cahaya matahari di rumah-rumah dunia. Kalaulah demikian itu matahari berada di rumahmu (dipenuhi dengan sinarnya), maka apa sangkaan kamu terhadap yang beramal dengan ini (al-Qur’an).” (HR. Abu Daud).

11. PEMBACA AL-QUR’AN MEMPEROLEH KEDUDUKAN YANG TINGGI DALAM SYURGA
Bersabda Rasulullah saw yang maksudnya: Dikatakan kepada pembaca al-Qur,an: “Bacalah (al-Qur’an), naiklah (pada darjat-darjat syurga) dan bacalah dengan tartil sebagaimana engkau membacanya dengan tartil didunia. Sesungguhnya kedudukan drajatmu sehingga kadar akhir ayat yang engkau baca.” (HR. Ahmad).

12. MEMBACA SATU HURUF AL-QUR’AN AKAN MEPEROLEH SEPULUH KEBAIKAN

Rasulullah saw bersabda: “Barang siapa yang membaca satu huruf kitab Allah, maka ia akan mendapatkan satu kebaikan dengan huruf itu, dan satu kebaikan akan dilipatgandakan menjadi sepuluh. Aku tidaklah mengatakan Alif Laam Miim itu satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan Mim satu huruf.” (HR. Tirmidzi).

13. ORANG YANG MEMBACA AL-QUR’AN SECARA TERANG-TERANGAN SEPERTI BERSEDEKAH SECARA TERANG-TERANGAN

Rasulullah saw bersabda: “Orang yang membaca Al-Qur’an terang-terangan seperti orang yang bersedekah terang-terangan, orang yang membaca Al-Qur’an secara tersembunyi seperti orang yang bersedekah secara sembunyi.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi dan Nasa’i, lihat shahihul jaami’:3105).

Search buletin: 13 Keuntungan dan Manfaat Membaca Al Qur’an Setiap Hari, kelebihan membaca al quran secara rutin, hikmah sering membaca al quran secara rutin, manfaat membaca al quran bagi seorang muslim.

[Sumber: Buletin Da’wah Hidayah-Edisi 308 21 Rajab 1434 H]
[Gambar:https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1tN5Bw2ZvfsHFkV5f8TzSN_E1ITvT1ztw6WzQsQlGa4hKZnrXmGru8MxeMYZ0ZT_RdLD5hGuzseS1EFRv1ZRnWc7zTQi2VZn_YTicTg5szY2jCG73uB2AUZQp2dGEFfwEE_Ce0KRqmP1N/s1600/1_259788921l.jpg]

Manfaat Baca Al-Quran

 Al Quran sebagai wahyu dari Allah SWT yang diturunkan kepada Baginda Nabi besar Muhammad SAW yang menjadi pedoman bagi setiap umat manusia sebagai pedoman hidup guna menunjukkan kepada jalan kebaikan dan kebenaran, mengingatkan manusia agar berpegang teguh pada Al Quran untuk selamat di Dunia dan Akhirat. Jika suatu buku memiliki suatu nilai manfaat dari setiap isinya, maka alquran banyak memiliki manfaat dan menjadi tuntunan hidup atau pegangan manusia dalam hidup didunia. Bahkan Al Quran memiliki keistimewaan bagi setiap orang yang membacanya, bahkan dalam sabda Rasulullah SAW yang berbunyi :
” Ibadah yang paling istimewa adalah membaca Al Quran dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari”. Bahkan dari tiap 1 ayat yang dibaca mengandung 10 kebaikan di dalamnya. Karena keistimewaan Al Quran mampu membuat hidup manusia menjadi aman dan tentram.
Berikut ini sepenggalan manfaat mempelajari, membaca dan mengamalkan Al Quran, diantaranya adalah :
1. Dari tiap ayat Al Quran yang dibaca mengandung 10 kebaikan di dalamnya
2. Al Quran sebagai pedoman hidup manusia untuk menuntun kepada jalan kebaikan, kebenaran dan keselamatan
3. Al Quran sebagai penyejuk hati bagi siapa saja yang membacanya
4. Al Quran mampu memotivasi diri dan pemberi semangat
5. Al Quran sebagai sebuah peringatan besar dan teguran akan sifat dan perilaku manusia
6. Al Quran sebagai pelebur segala emosi dan amarah yang mampu mendamaikan dan memberi ketenangan yang tidak dapat dilukiskan atau digambarkan seperti halnya yang terjadi pada Sayyid Quthb Rahimakumullah
7. Al Quran sebagai sarana komunikasi diri dengan Allah SWT
8. Al Quran sebagai pengingat akan kebesaran Allah SWT
9. Dalam sebuah janjiNya, Allah SWT berjanji akan memberikan segala kebutuhan dan mencukupi segala kehidupan manusia di dunia dan di akhirat serta mengangkat derajat manusia meski di dunia hidup penuh dengan segala kekurangan
10. Al Quran akan menjadi pelindung diri bagi siapa saja yang membacanya dari tiap ayat yang dibacanya
11. Al Quran bagi siapa saja yang memahami dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari akan semakin bertambah ilmunya
12. Siapa saja yang mempelajari dan memahami Al Quran bagaikan menyelami luasnya samudera kehidupan dan menikmati anugerah kehidupan yang dirasakannya serta mengambil segala hikmah dan manfaat dari Al Quran
13. Seseorang yang rajin membaca Al Quran memiliki jiwa yang sejuk, penuh dengan kesabaran, hati yang jernih, jiwa dan pikiran yang lapang, dan wajah yang bercahaya
14. Menjadikan seorang yang kreatif, penuh motivasi dan inovatif
15. Membuat manusia semakin dekat dengan Sang Maha Pencipta Dunia dengan segala isinya
16. Membuat seseorang menjadi bersyukur dengan segala nikmatNya
17. Terhindar dari segala kecemasan, kekhawatiran, rasa pesimis, kesedihan, selalu penuh dengan harapan dan kegembiraan
18. Selalu mendapat jalan kemudahan, kebaikan dan petunjuk serta mengingatkan diri dari hal-hal yang dilarangNya
19. Bagi seseorang yang membaca dan mengamalkannya, merasakan senantiasa dalam setiap langkahnya selalu dilindungi oleh Allah SWT
20. Sebagai pelebur dosa, yang mengingatkan manusia akan dosa-dosa dan mencegah dirinya kembali dalam dosa
21. Memperkuat keimanan, ketaqwaan dan penjagaan diri
22. Memudahkan segala rizki
23. Sebagai pintu keberkahan bagi siapa saja yang membacanya
24. Dijadikan sebagai manusia yang terbaik
Dari `Utsman bin `Affan, dari Nabi bersabda : “Sebaik-baik kalian yaitu orang yang mempelajari Al Qur`an dan mengajarkannya.” H.R. Bukhari.
25. Akan dikumpulkan bersama para Malaikat Allah
Dari `Aisyah Radhiyallahu `Anha berkata, Rasulullah bersabda : “Orang yang membaca Al Qur`an dan ia mahir dalam membacanya maka ia akan dikumpulkan bersama para Malaikat yang mulia lagi berbakti. Sedangkan orang yang membaca Al Qur`an dan ia masih terbata-bata dan merasa berat (belum fasih) dalam membacanya, maka ia akan mendapat dua ganjaran.” Muttafaqun `Alaihi (Keuntungan dan kebaikan).
26. Sebagai syafa`at dan penyelamat di Hari Kiamat
Dari Abu Umamah Al Bahili t berkata, saya telah mendengar Rasulullah bersabda : “Bacalah Al Qur`an !, maka sesungguhnya ia akan datang pada Hari Kiamat sebagai syafaat bagi ahlinya (yaitu orang yang membaca, mempelajari dan mengamalkannya).” H.R. Muslim.
27. mendapatkan segala kenikmatan yang tiada batasnya
Dari Ibnu `Umar, dari Nabi bersabda : “Tidak boleh seorang menginginkan apa yang dimiliki orang lain kecuali dalam dua hal; (Pertama) seorang yang diberi oleh Allah kepandaian tentang Al Qur`an maka dia mengimplementasikan (melaksanakan)nya sepanjang hari dan malam. Dan seorang yang diberi oleh Allah kekayaan harta maka dia infaqkan sepanjang hari dan malam.” Muttafaqun `Alaihi.
28. Sebagai ladang pahala
Dari Abdullah bin Mas`ud t berkata, Rasulullah e : “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah (Al Qur`an) maka baginya satu kebaikan. Dan satu kebaikan akan dilipat gandakan dengan sepuluh kali lipat. Saya tidak mengatakan “Alif lam mim” itu satu huruf, tetapi “Alif” itu satu huruf, “Lam” itu satu huruf dan “Mim” itu satu huruf.” H.R. At Tirmidzi dan berkata : “Hadits hasan shahih”.
29. Untuk Kedua orang tuanya mendapatkan mahkota dan kenikmatan surga
Dari Muadz bin Anas t, bahwa Rasulullah e bersabda : “Barangsiapa yang membaca Al Qur`an dan mengamalkan apa yang terdapat di dalamnya, Allah akan mengenakan mahkota kepada kedua orangtuanya pada Hari Kiamat kelak. (Dimana) cahayanya lebih terang dari pada cahaya matahari di dunia. Maka kamu tidak akan menduga bahwa ganjaran itu disebabkan dengan amalan yang seperti ini. ” H.R. Abu Daud.
30. Mendapatkan kenikmatan Syurga dan di penuhinya segala apa yang diinginkan
Mungkin ketika di dunia hidup dalam serba keterbatasan dan kekurangan, karena rajin membaca serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, menjadikannya sebagai pribadi yang tangguh, taat dan menjalankan perintah dan laranganNya. Niscaya akan mendapatkan kenikmatan luar biasa yang tidak pernah di dapat ketika di dunia.
Masih banyak manfaat dan keutamaan lainnya dari membaca Al Quran yang bila kita mengilhami dan terus mempelajarinya tak akan mampu menghitung berapa banyak manfaat dan anugerah serta nikmat yang telah diberikan-Nya.
Assalamu'alaikum wr.. wb..


Mari semua konsentrasi kita ditujukan pada ayat 122 surat Al-An’am yang baru saja kita baca. Allah berfirman :

أَوَمَنْ كَانَ مَيْتًا فَأَحْيَيْنَاهُ وَجَعَلْنَا لَهُ نُورًا يَمْشِي بِهِ فِي النَّاسِ كَمَنْ مَثَلُهُ فِي الظُّلُمَاتِ لَيْسَ بِخَارِجٍ مِنْهَا كَذَلِكَ زُيِّنَ لِلْكَافِرِينَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Apakah sama orang yang mati, lalu Kami hidupkan dan Kami jadikan baginya cahaya (Qur’an) yang ia bawa berjalan di tengah manusia, dengan orang yang berada dalam berbagai kegelapan di mana ia tidak bisa keluar darinya (kegelapan-kegelapan itu). Demikianlah, diperlihatkan baik pada orang-orang kafir itu apa saja yang mereka lakukan.

Melalui kacamata Qur’an ayat 122 surat Al-An’am ini, kita bisa melihat bahwa orang-orang yang tidak mau menerima kebenaran Qur’an, atau menerima kebenarannya tapi tidak mengamalkan kandungannya dalam kehidupan dunia ini serta tidak mau menyebarkannya di tengah masyarakat sesuai profesi, mereka adalah orang-orang yang mati, alias bangkai-bangkai yang berjalan, kendati secara lahiriah mereka hidup, bekerja, melakukan sidang di parlemen, rapat kabinet, meeting bisnis, sekolah, berkumpul di rumah bersama istri dan anak-anak, belanja di pasar dan seterusnya.

Bukan hanya sampai di situ, menurut kacamata Qur’an, mereka hidup dalam berbagai kegelapan yang berlapis-lapis, sehingga semua aktivitas hidupnya bagaikan fatamorgana, dan selalu dalam keadaan bingung, meraba-raba dan hidup tak jelas tujuan. (QS. An-Nur : 39 – 40)

Sebaliknya, orang-orang yang menerima kebenaran Qur’an dengan semua kandungan dan isinya kemudian diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, di manapun dia berada, apapun profesinya, Qur’anlah yang menjadi petunjuk hidupnya, maka mereka adalah orang yang benar-benar hidup.

Bukan hanya itu, hidupnya dalam cahaya Allah yang terang benderang, sehingga semua aktivitas hidup yang dijalankannya bernilai tinggi dan tidak ada yang sia-sia, apalagi keliru dan tersesat. Dengan demikian, hidupnya menjadi produktif, pemanfaatan waktunya sangat baik dan tidak ada yang digunakan untuk perkara yang sia-sia, apalagi yang haram.

Pertanyaannya kemudian adalah : Berapa banyak sih manusia yang berjumlah 6 milyar yang hidup di atas bumi saat ini yang meyakini kebenaran Qur’an? Menurut data terakhir, hanya 1.3 milyar yang mengakui kebenaran Qur’an, alias Muslim, atau sekitar 21,6 % saja. Sedangkan 200 juta atau sekitar 15,38 % ada di Indonesia.

Dari 200 juta yang mengakui kebenaran Al-Qur’an di Indonesia, berapa persen yang bisa baca Qur’an? Berapa yang benar-benar mengimani Qur’an sebagai dusturul hayah (landasan hukum dalam kehidupan)? Berapa persen dari mereka yang membaca Qur’an setiap hari? Berapa pula mereka yang memahami isi Qur’an? Berapa yang sudah mengamalkan kendati sebagian kandungan Qur’an? Berapa yang mengamalkan semua petunjuk Qur’an dalam semua aspek kehidupan?

Berapa persen yang meyakini, membaca setiap hari, mengamalkan dan mengajarkannya kepada orang lain, minimal kepada anak-anak dan istri mereka? Dan berapa persen yang memperjuangkan Qur’an sebagai dustur ul hayah(landasan hukum dalam kehidupan), khususnya sebagai dustur daulah (sistem negara)?

Menurut data terakhir pemilu 2009 lalu, 4 partai yang berdasarkan Islam, hanya mendapat sekitar 15 % suara pemilih yang jumlahnya sekitar 100 juta. Artinya, kalau angka ini yang kita jadikan acuan hitungan, berarti hanya sekitar 15 juta manusia di Indonesia ini yang berkeinginan menjadikan Qur’an sebagai dusturul hayah (landasan hidup).

Dengan kata lain, hanya sekitar 7.5 % dari penduduk Muslim Indonesia yang berminat menjadikan Qur’an sebagai landasan hukum dalam kehidupan di dunia ini. Kalau ditambah dengan yang tidak ikut pemulu 2009, katakanlah sekita 5 % (10 juta), maka total umat Islam yang berminat menjadikan Qur’an sebagai landasan hidup hanya sekitar 12,5 %, atau sekitar 25 juta saja.

Asumsi angka tersebut di atas baru terkait dengan minat umat Islam untuk menjadikan Qur’an sebagai landasan hukum dalam kehidupan. Sedangkan minat saja belum cukup dan harus diimplementasikan. Kalau kita lihat filosofi hidup, paradigma berfikir, program kerja, gaya hidup, sistem politik, ekonomi, perundang-undangan, pertahanan keamanan, pendidikan, budaya, pelayanan sosial yang dijalankan, khususnya oleh 7.5 % yang memakai baju Islam dalam politik praktis mereka sejak era reformasi 12 tahun belakangan ini, maka sama sekali tidak memperlihatkan keinginan mereka mejadikan Qur’an sebagai dusturul hayah (landasan hidup), apalagi dustur daulah (landasan hukum negara).

Hampir satu katapun tak terlihat dan terucap himbauan kepada pemerintah dan umat untuk kembali kepada Qur’an sebagai satu-satunya jalan keluar dari berbagai krisis yang sedang melilit negeri ini, apalagi melakukan Qur’anisasi sistem dan peraturan pemerintahan. Kalaupun tidak berupa himbauan, dalam bentuk keteladanan hidup dan berpolitikpun tidak tampak sebagai orang yang meyakini dan membawa cahaya Qur’an di tengah-tengah masyarakat.

Sebab itu, keributan2 apa saja di negeri ini sejatinya tak perlu ada, khususnya bagi mereka yang menggunakan kacamata Qur’an. Jangankan 100 hari, 1,000 tahunpun tidak akan ada perubahan dan perbaikan, karena menurut kacamata Qur’an, orang-orang yang tidak beriman kepada Qur’a, atau beriman tapi tidak mau menjadikan Qur’an sebagai cahaya yang menerangi kehidupan di dunia ini, ibarat orang-orang yang mati dan berada dalam berbagai kegelapan.

Orang-orang seperti ini mustahil mampu keluar dari berbagai permasalahan yang dihadapi, apalagi mengeluarkan orang lain dari berbagai permasalah hidup ini. Amal perbuatan mereka bagaikan fatamorgana, tersesat dan tidak akan pernah medapat jalan keluar, khususnya keluar meraih keridhaan, keberkahan dan rahmat Allah. Ajaibnya, mereka mengiranya sedang berbuat baik dan yang terbaik untuk kehidupan. (QS.Al-kahfi : 103 – 105)

Nah, jamaah sekalian… Kalau kita mau hidup dan di dalam kehidupan ini ada cahaya Allah yang menerangi perjalanan dan aktivitas hidup kita, maka yakinilah Qur’an itu sebagai dustrul hayah dan dustur daulah. Sebagai bukti orang yang hidup, bawa cahaya itu ke tengah masyarakat di mana kita tinggal bersama mereka, apapun profesi kita serta apapun resikonya.

Karena untuk bisa menjadi orang-orang yang hidup dan mendapatkan cahaya Qur’an tidak cukup hanya slogan dan klaim belaka. Kita harus memulainya dari diri sendiri, kemudian diteruskan di rumah tangga, masyarakat dan sampai ke Negara. Itulah satu-satunya cara agar kita bisa hidup dan tidak menjadi bangkai-bangkai yang berjalan di atas muka bumi ini. Allahumahdina fi man hadait!!


 Lihat Keterangan poster dibawah

 
Allah SWT mempunyai sifat Ar-Rahmân dan Ar-Rahîm, maka ketika Allah SWT
menciptakan manusia Allahpun menyertakan Al-Qur’an sebagai  pedoman dan
petunjuk bagi kehidupan manusia. Al Qur’an menjelaskan sesuatu baik yang
halal atau haram, urusan-urusan agama, pekerjaan dan tempat kembali manusia,
serta menjadi petunjuk bagi hati manusia,[1] maka sudah menjadi keharusan bagi
 manusia untuk menjadikan Al Qur’an sebagai  undang-undang utama kehidupan
mereka, sebagaimana firman Allah SWT :
“Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al Qur’an) untuk menjelaskan 
segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang
 yang berserah diri”. (QS. An-Nahl :89).[2]
Adanya tuntutan untuk menjadikan Al Qur’an sebagai way of life secara otomatis
adanya perintah untuk mengikuti Sunnah Rasulullah SAW (baca: Hadits), karena
dengan haditslah Al Qur’an dijabarkan dan dirincikan. Al Qur’an merupakan
standar yang menjadi ukuran dan tempat dasar berfikir para shahabat.
[3] Cerminan dari aplikasi Al Qur’an dalam kehidupan sehari-hari dapat
dilihat langsung dalam kehidupan Rasulullah SAW, karena beliaulah
 cerminan “Al Qur’an hidup” sebagai uswah hasanah bagi umatnya,
 agar mereka mengikuti kehidupan dan akhlak Rasulullah SAW.
“Sewaktu Aisyah RA ditanya tentang akhlak Rasululllah SAW, ia berkata :
 Akhlaknya adalah Al Qur’an” (HR. An Nasa’i)[4].
Al Qur’an merupakan kitab yang sempurna, mencakup segala peristiwa
 baik yang terdahulu atau yang akan datang, fenomena alam, kisah-kisah
 terdahulu, problematika manusia dan solusinya. Sebagai contoh Al Qur’an
 menceritakan tentang kegoncangan di hari kiamat dalam surat Az-Zalzalah,
 kebinasaan Fir’aun dan tentaranya yang ditenggalamkan air laut dalam
surat Yunus ayat 90. Allah SWT melalui Al Qur’an surat Al Anbiya’ ayat 35
menyebutkan bahwa setiap manusia akan mendapatkan ujian berupa ujian
 kebaikan dan keburukan (musibah).
Ketika mendapatkan musibah manusia dituntut untuk bersabar ketika
mendapatkan ujian-ujian tersebut. Musibah yang terjadi pada manusia
dan segala sesuatu yang terjadi merupakan taqdir dari Allah SWT.
Maka apabila manusia menyadari bahwa segala yang terjadi merupakan
 taqdir, maka ia akan sabar dan tenang menjalani kehidupan ini, serta
 menikmati hakikat kehidupan tersebut.[5]
Salah satu do'a yang diajarkan oleh Rasulullah saw agar jiwa kita
tenang dan tenteram adalah doa agar Al Qur'an menjadi penawar
 hati yang menghilangkan segala gundah gulana :


...?????????? ??????? ????? ???? ?????  

“…Aku memohon Engkau ya Allah dengan segala asma milik-Mu,
 yang Engkau memberi nama diri-Mu atau Engkau ajarkan kepada 
seorang makhluk-Mu, atau Engkau turunkan dalam kitab-Mu atau
 Engkau khususkan untuk diri-Mu sendiri dalam ilmu ghaib ; Hendaklah 
Engkau jadikan Al-Qur ‘an sebagai penyejuk hatiku, cahaya di dadaku,
 pelenyap duka dan kesedihanku”(HR. Ahmad 1 / 39 dan di shahihkan oleh Al-Albâni).