Senin, 15 September 2014

 
Allah SWT mempunyai sifat Ar-Rahmân dan Ar-Rahîm, maka ketika Allah SWT
menciptakan manusia Allahpun menyertakan Al-Qur’an sebagai  pedoman dan
petunjuk bagi kehidupan manusia. Al Qur’an menjelaskan sesuatu baik yang
halal atau haram, urusan-urusan agama, pekerjaan dan tempat kembali manusia,
serta menjadi petunjuk bagi hati manusia,[1] maka sudah menjadi keharusan bagi
 manusia untuk menjadikan Al Qur’an sebagai  undang-undang utama kehidupan
mereka, sebagaimana firman Allah SWT :
“Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al Qur’an) untuk menjelaskan 
segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang
 yang berserah diri”. (QS. An-Nahl :89).[2]
Adanya tuntutan untuk menjadikan Al Qur’an sebagai way of life secara otomatis
adanya perintah untuk mengikuti Sunnah Rasulullah SAW (baca: Hadits), karena
dengan haditslah Al Qur’an dijabarkan dan dirincikan. Al Qur’an merupakan
standar yang menjadi ukuran dan tempat dasar berfikir para shahabat.
[3] Cerminan dari aplikasi Al Qur’an dalam kehidupan sehari-hari dapat
dilihat langsung dalam kehidupan Rasulullah SAW, karena beliaulah
 cerminan “Al Qur’an hidup” sebagai uswah hasanah bagi umatnya,
 agar mereka mengikuti kehidupan dan akhlak Rasulullah SAW.
“Sewaktu Aisyah RA ditanya tentang akhlak Rasululllah SAW, ia berkata :
 Akhlaknya adalah Al Qur’an” (HR. An Nasa’i)[4].
Al Qur’an merupakan kitab yang sempurna, mencakup segala peristiwa
 baik yang terdahulu atau yang akan datang, fenomena alam, kisah-kisah
 terdahulu, problematika manusia dan solusinya. Sebagai contoh Al Qur’an
 menceritakan tentang kegoncangan di hari kiamat dalam surat Az-Zalzalah,
 kebinasaan Fir’aun dan tentaranya yang ditenggalamkan air laut dalam
surat Yunus ayat 90. Allah SWT melalui Al Qur’an surat Al Anbiya’ ayat 35
menyebutkan bahwa setiap manusia akan mendapatkan ujian berupa ujian
 kebaikan dan keburukan (musibah).
Ketika mendapatkan musibah manusia dituntut untuk bersabar ketika
mendapatkan ujian-ujian tersebut. Musibah yang terjadi pada manusia
dan segala sesuatu yang terjadi merupakan taqdir dari Allah SWT.
Maka apabila manusia menyadari bahwa segala yang terjadi merupakan
 taqdir, maka ia akan sabar dan tenang menjalani kehidupan ini, serta
 menikmati hakikat kehidupan tersebut.[5]
Salah satu do'a yang diajarkan oleh Rasulullah saw agar jiwa kita
tenang dan tenteram adalah doa agar Al Qur'an menjadi penawar
 hati yang menghilangkan segala gundah gulana :


...?????????? ??????? ????? ???? ?????  

“…Aku memohon Engkau ya Allah dengan segala asma milik-Mu,
 yang Engkau memberi nama diri-Mu atau Engkau ajarkan kepada 
seorang makhluk-Mu, atau Engkau turunkan dalam kitab-Mu atau
 Engkau khususkan untuk diri-Mu sendiri dalam ilmu ghaib ; Hendaklah 
Engkau jadikan Al-Qur ‘an sebagai penyejuk hatiku, cahaya di dadaku,
 pelenyap duka dan kesedihanku”(HR. Ahmad 1 / 39 dan di shahihkan oleh Al-Albâni).
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar